MAKALAH
LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Di SusunUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah;
KapitaSelektaPendidikan
DosenPengampu; Drs. H. Sukarno, M. Si

Di susunoleh;
RAHMAD
NIM;
2011.92.01.0131
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-ISHLAH
DADAPAN, BONDOWOSO
TAHUN AKADEMIK 2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Lembaga Pendidikan Islam.Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama
Islam di Universitas Negeri Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
bondowoso,
mei 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan komponen terpenting
untuk membentuk dan mewarnai corak hidup masyarakat.Pendidikan Islam sangat
penting bagi ummat Islam karena dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang
lainnya.Pendidikan Islam dikenal sejak zaman Nabi sampai sekarang.Di Indonesia
mengenal pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia.Pendidikan ini memakai
sistem sorongan/perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak
mengenal strata atau tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian berkembang
dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang
pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan
lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada lembaga yang
membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan, dan itu
dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah swt dalam QS.
At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk
memberi peringatan dan dakwah pada keluarga.Berdasarkan beberapa bentuk lembaga
pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan
pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akanmembahas lebih mendalam mengenai
lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga Pendidikan
Islam”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari lembaga
pendidikan Islam ?
2. Apa tanggung jawab lembaga
pendidikan Islam ?
3. Apa jenis-jenis lembaga-lembaga
pendidikan Islam di Indonesia ?
4. Apa-apa saja tri pusat pendidikan
?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dari lembaga
pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tanggung jawab
lembaga-lembaga pendidikan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis
lembaga pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui Apa-apa saja tri
pusat pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
Lembaga pendidikan merupakan salah
satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat,
dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas damn tanggung jawabnya
yang kultural dan edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin
berat. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut
pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai
seorang muslim.
Lembaga pendidikan Islam merupakan
hasil pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang
didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh jiwa Islam (al-Quran dan
Al-Sunnah).Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah sesuatu yang
datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai
hubungan erat dengan Islam secara umum. Islam telah mengenal lembaga pendidikan
sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Rumah al-Arqam
bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.
A. Pengertian Lembaga Pendidikan
Islam
Secara etimologi, lembaga adalah
asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau
organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua
arti, yaitu:
1) Pengertian secara fisik, materil,
konkrit
2) Pengertian secara non-fisik,
non-materil dan abtsrak
Dalam bahasa Inggris, lembaga
disebut institut (dalam pngertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak
disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga
dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam
pengertian nonfisik disebut dengan pranata.
Ada dua unsur yang kontradiktif dalam
pengertian lembaga, pertama pengertian fisik materil, konkret, dan kedua
pengertian secara nonfisik, non materil dan abstrak.Terdapat dua versi
pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga diinjau dari beberapa orang
yan mengerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga merupakan suatu
sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.
Adapun lembaga pendidikan Islam
secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan Islam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga
pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana dan
juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-norma dan
peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
Secara terminologi menurut Hasan
Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat
mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma,
ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk
perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri
dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai
tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan
tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Pendidikan Islam termasuk bidang
sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial
yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Asosiasi, misalnya universitas,
persatuan atau perkumpulan
2) Organisasi khusus, misalnya
penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3) Pola tingah laku yang menjadi
kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai hubungan tertentu.
Lembaga sosial adalah himpunan
norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di dalam kehidupan masyarakat
untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan lembaga pendidikan adalah suatu bentuk
organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku,
peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai
otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial
dasar.
Berdasarkan uraian di atas, lembaga
pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun
lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses
pembudayaan.
B. Tanggung Jawab Lembaga-lembaga
Pendidikan
Tanggung jawab lembaga pendidikan
dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha
mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup seorang muslim,yaitu:
1. Pembebasan manusia dari ancaman
api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman
api neraka”(QS. At-Tahrim: 6)
2. Pembinaan umat manusia menajdi
hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia
dan di akhirat
3. Membentuk diri pribadi manusia
yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu
sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada
Khaliqnya.
C. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan
Islam
Berbicara tentang lembaga pendidikan
sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah
lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran
yang lebih luas tentang jenis-jenis lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya
dari berbagai aspek, seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat
dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam ajaran islam, perbuatan
manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam jiwa seorang muslim,
baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun amal yang berhubungan dengan
manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran
Islam mencakup aspek aqidah, syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia
menuju kehidupan yang lebih baik.
Asas seluruh ajaran dan amal islam
adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma dalam mengajarkan ajaranya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan
Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah
adalah:
a. Rukun iman adalah asas ajaran dan
amal islam
b. Ikrar, keyakinan atau pengucapan
dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan
c. Thaharah, lembaga penyucian
d. Shalat, lembaga utama diri
e. Zakat, lembaga pemberian wajib
f. Puasa, lembaga menahan diri
g. Haji, lembaga kunjungan ke
Baitullah
h. Ihsan, lembaga membaiki
i. Ikhlas, lembaga yang menjadikan
amal agama
j. Taqwa, lembaga menjaga hubungan
dengan ALLAH SWT
Adapun lembaga-lembaga yang dapat
berubah, karena perubahan norma- norma adalah sebagai berikut:
a. Ijtihad, lembaga berpikir
b. Fiqih, lembaga putusan tentang
hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
c. Akhlak, lembaga nilai- nilai
tingkah laku perbuatan
d. Lembaga pergaulan masyarakat
(social)
e. Lembaga ekonomi
f. Lembaga politik
g. Lembaga pengetahuan dan tekhnik
h. Lembaga seni
i. Lembaga negara
Agama islam adalah agama yang
universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan merupakan
agama yang diridhai Allah Swt.
2. Lembaga Pendidikan Islam ditinjau
dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung jawab kependidikan
merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini satu dari
beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya pengembangan manusia
sebagai khalifah dibumi.Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan secara individu
dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif kerja
sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan ppemerintah.
Menurut Al-Qabisy, pemerintah dan
orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak baik berupa bimbingan,
pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang
dikemukakannya ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan
jenis-jenis lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya.
a. Lembaga pendidikan in-formal
(keluarga)
Keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok orang yang mempunyai pola-pola
kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada dilingkungannya.
Dalam islam keluarga dikenal dengan
istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan pengertian diatas, keluarga juga dapat
diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan.Pentingnya serta keutamaan keluarga
sebagai lembaga pendidikan Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”.(Tahrim
66:6)
b. Lembaga pendidikan formal
(sekolah/madrasah)
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi
pengertian tentang lembaga pendidikan sekolah, yaitu bila dalam pendidikan
tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai
perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan
berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan lembaga
pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara pendidiknya
adalah guru yang profesional.
Lembaga pendidikan Islam di
Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul athfal, madrasah
ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah menengah
pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c. Lembaga pendidikan non-formal
(masyarakat)
Lembaga pendidikan non-formal adalah
lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengkuti peraturan-peraturan yang
tetap dan kuat.Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat
oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama.Setiap masyarakat memiliki
cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan
tertentu.Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota
masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada
norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.Begitu juga dengan tangung
jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
Berpijak pada tanggung jawab
masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dapat dikelompok
dalam jenis ini adalah:
1. Mesjid, mushalla, langgar, surau
dan rangkang
2. Madrasah diniyah yang tidak
mengikuti ketetapan resmi
3. Majlis ta’lim, taman pendidikan
al-Quran, taman pendidikan seni al-Quran, wirid remaja/dewasa
4. Kursus-kursus keislaman
5. Badan pembinaan rohani
6. Badan-badan konsultasi keagamaan
7. Musabaqah tilawah al-Quran
3. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat
dari Aspek Tempat dan Waktu
Pada mulanya pendidikan Islam oleh
Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan melalui individu ke individu. Tetapi
setelah pemeluk Islam bertambah banyak diperlukan lembaga pendidikan supaya
pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan efektif.
Untuk lebih sistematisnya uraian,
maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan itu berdasarkan babakan sejarah
pendidikan Islam, yaitu:
a. Periode Pembinaan
Lembaga pendidikan pertama dalam
Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam sejarah, bahwa rumah tangga yang
dijadikan basis dan markas pendidikan Islam pertama adalah rumah tangga (dar)
Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga sosial pendidikan dalam Islam
diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu
yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)
Secara formal di rumah Arqam inilah
Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam kepada para sahabat, dan di sini
pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan
orang yang ingin masuk Islam.
Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan
pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan baru dalam sejarah pendidikan
Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru adalah masjid.Sudah menjadi
tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci mesjid menjadi tempat
melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai kepandaian dan dengan
latihan akhlak yang tinggi.Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya
berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat
pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran, baik di
dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah atau
Kuttab. Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan sistem
balaghah (guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).
Karakteristik yang menonjol dari
pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa pendidikan itu diberikan dengan
cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap anak orang Islam untuk
mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk menggunakan pikiran dan
mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
b. Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan
pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah ataupun masa Dinasti Umayah
di Spanyol.Pada periode ini daerah kekuasaan Islam meluas dari India dan Asia
Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga pendidikan periode ini selain
keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’, istana khalifah, umah-rumah
para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-salon
kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan
tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar al-ilm,
ataupun dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol
pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat
pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan cuma-cuma
2) Sifatnya universal, toleran,
berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat keseimbangan antara ilmu
dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-Hadits.
c. Periode Penurunan
Periode dimulai pada permulaan abad
ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini perkembangan kebudayaan,
peradaban dan sains menurun di Timur Tengah.Lembaga-lembaga pendidikan Islam
umumnya ditekankan fungsinya kepada studi keagamaan dan tempat pendidikan dan
latihan bagi keperluan politik guna mempertahankan kepercayaan dan politik
Islam.Karakteristik yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak
yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan
Syiria.
d. Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode ini terjadi pada abad ke-15
sampai abad ke-19.Keadaan lembaga pendidikan Islam pada masa ini mundur dan
bahkan mengalami kehancuran.Masjid-masjid dan sekolah-sekolah yang terbesar
dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun muridnya hanya sedikit dan
mereka umumnya hanya mempelajari fiqh.Perhatian mereka terhadap ilmu keduniaan
seperti ilmu ekonomi berkurang sekali.Akibatnya bantuan ekonomi dan kebudayaan
bagi pendidikan juga berkurang.
e. Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari
periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan kelemahan dan kemunduran
kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan dunia barat yang sudah
maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang pendidikan sekarang
di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh pemimpin umat Islam
sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara lain menganjurkan
kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di masa Khulafaur
Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem sekolah-sekolah
dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik, dan sampai
pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata
disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal
penyusunan silabus dan kurikulum.
Usaha-usaha umat Islam dalam
memodernisasikan pendidikan kebudayaan Barat modern telah menimbulkan dualisme
lembaga (institusi) pendidikan, yaitu:
a. Lembaga pendidikan Islam yang
hanya berorientasi ke Barat dalam membangun masa depannya
b. Lembaga pendidikan yang hanya
berorientasi ke masa lampau (zaman klasik.
Kedua bentuk pertentangan yang ada
dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini harus diatasi, agar masyarakat tidak
salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan kebudayaan, adat dan peradaban
Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang didapat dari kebudayaan modern
mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau itu jiwa dan semangat
pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.
D. Tri Pusat Pendidikan
Di Indonesia terkenal pula Tri Pusat
Pendidikan, yaitu:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah
lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama
mendapat didikan dan bimbingan.
2. Lingkungan Sekolah
Kehidupan di sekolah merupakan suatu
jembatan yang menghubungkan antara kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan
dalam masyarakat.Di sekolah anak-anak mendapatkan pengajaran dan pendidikan
dibawah asuhan seorang guru.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai arti
yang lebih dari arti suatu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.Pengawasan
tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakan dilakukan oleh
petugas-petugas hukum dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada
dalam masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari
pemaparan di atas adalah seagai berikut:
1.
Lembaga pendidikan merupakan salah
satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.
Tanggung jawab lembaga pendidikan
dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha
mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup seorang muslim,yaitu:
Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, pembinaan umat manusia menjadi
hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia
dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan.
3.
Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam
dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dilihat dari ajaran Islam sebagai
asasnya, ditinjau dari aspek penanggung jawab, dan dilihat dari aspek tempat
dan waktu.
4.
Di Indonesia dikenal juga Tri Pusat
Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-lembaga-pendidikan-islam.html
Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis, H. 2008. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 1999.
Haidar Putra Daulay, Pendidikan
Islam, Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta : Prenada
Media, 2004.
Moh. Athiyah al-Abrasyi, Dasar –
dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1974.
See more at:
http://afifulikhwan.blogspot.com/2011/11/lembaga-pendidikan-islam-di-indonesia.html#sthash.K0IsGy0p.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar